Thursday, January 23, 2014

Me Miss You, Faizza

"Bertemu itu anugerah, Berpisah itu lumrah" - Faldo Maldini 

Kalimat itu mengingatkan saya pada seorang sahabat. Teman pertama yang saya kenal di UNDIP ini, kami pertama kali bertemu saat Upacara PMB Universitas di Stadion UNDIP.

"Hey, Aku Faizza" sapa nya sambil mengulurkan tangan
"Oh, Hey. Sera. Kamu Jurusan Apa ?" 
"Aku PWK"
"Wah sama dong! asalnya darimana ?" aku mulai bersemangat mendengar dia ternyata satu jurusan denganku
"Aku dari Jakarta, Kamu ?"
"Aku dari Serang hehe"

Kemudian kami pun terus berbincang-bincang selama upacara berlangsung, saling mengenal dan bertukar informasi. Malang juga anak ini ternyata dia belum tahu bahwa barang bawaan ada perubahan. dalam hati aku berkata ini anak kayanya agak kurang update, pendiem nih kayanya dan pikiran itu yang nantinya akan sangat saya sesali....

Selesai upacara kami pun bersama-sama mencari tanaman yang akan dibawa di PMB Jurusan, sejujurnya dari pertama kali dia memberitahukan namanya, saya sudah lupa siapa nama anak ini. (ya maklum ingatan saya tentang nama orang emang agak bapuk).
Setelah menemukan tanaman yang dibutuhkan akhirnya kami berpisah setelah dia meminta nomer HP saya.

Sesampainya di kosan, ada sms masuk "Sera, ini faizza. di save ya nomer nya :)"
Dan akhirnya saya ingat nama anak itu, Faizza.

Setelah lewat masa PMB, kami mulai menjalani kehidupan sebagai mahasiswa di Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota. Ternyata saya satu kelas sama faizza. Awalnya kami tidak begitu dekat, kelompok main kami beda, Faizza lebih banyak bermain dengan kelompok cewe-cewe yang alim dan pendiam. Sedangkan saya lebih banyak nimbrung di kelompok heboh laras dkk.
Setelah beberapa bulan berlalu di masa-masa bimbingan, saya mulai dekat lagi dengan Faizza, lebih dekat dari sebelumnya malah. Kami menjadi sangat dekat, saya, Faizza dan Bunga. kemana-mana bertiga sampai dijuluki Trio macan lah, Three Idiots lah, Trio deh pokoknya...
Semakin dekat dengan Faizza dan Bunga, saya semakin tahu watak asli mereka. Disinilah saya sangat menyesali statement awal saya tentang Faizza, ternyata dia tidak se-pendiam itu.... dia lebih dari apa yang terlihat -_____-

Banyak yang kami lewati bersama, dari mulai liburan ke Jogja, Main kesana sini, Karokean tengah malam, Kekunci di luar kosan, Sekelompok Geoling yang bikin ga tidur, Shooting TEKOM yang menguras hati, banyak deh...
Sampai pada bulan September 2013, tanggal 5 tengah malam. saya iseng membuka pengumuman STAN karena saya tahu Faizza mendaftarkan diri, kemudian yang pertama saya lihat adalah kelompok alfabet F, karena dari sehari sebelumnya saya sudah memiliki perasaan aneh. dan ternyata benar saja....
Ada nama Faizza disana, Faizza Nur Anjayana tertulis diterima di jurusan D3 Akuntansi. Refleks saya langsung keluar kamar dan menuju kamar Faizza yang satu kosan dengan saya saat itu. Tengah malam saya gedor kamarnya, ternyata dia sudah tidur. saya gedor sampai dia terbangun dan membuka pintu. dengan muka setengah sadarnya dia membuka pintu.
"Ada apaan Ser ?"
"Lo dapet Faii !!!"

" Hah ? dapet apaan ?" mukanya bingung
"STAN Fai, ada nama lo di pengumuman STAN, lo dapet !!" jawab saya bersemangat
"Ah becanda lo" mukanya tidak percaya
"Yah, ayo deh liat pengumumannya di kamar gue. Lo ga nanya lo dapet jurusan apa ?"
"Ah ngibul ga sih lo ? emang apaan ?"
"D3 akun !"
"Masya Allah !" 

Kemudian kami pun menuju kamar saya untuk melihat pengumuman. Dan akhirnya Faizza melihat dengan mata kepalanya sendiri. Kami berdua tertawa cekikikan tengah malam, sampai dini hari tetap terjaga. Sampai akhirnya Faizza kembali ke kamarnya. Ada perasaan aneh menyelimuti saya, saya bahagia dengan apa yang didapatkan Faizza. tapi bersamaan dengan itu saya tahu itu berarti dia sudah pasti akan meninggalkan kami...
Dan malam saat itu saya melanjutkan tidur dengan air mata....

Sampai tiba hari Faizza meninggalkan kami untuk menempuh jalan barunya di Bintaro. Beberapa hari sebelumnya saya sudah sering menangis di kamar. Ketika Faizza beranjak hendak meninggalkan kami menuju kereta, saat itu saya masih dapat menahan air mata. Ketika kereta yang membawa Faizza berangkat, spontan airmata menetes, saya dan bunga menangis, kami bahagia sahabat kami mendapatkan jalan yang baik. Tapi tetap saja kami merasa kehilangan.

Selamat Fai, jaga diri disana. Lo pasti bisa jadi lebih baik lagi. Mungkin ini udah jalannya

Dan saya semakin sadar bahwa setiap pertemuan memang sudah satu paket dengan perpisahan. Ya tapi gimanapun, Life must go on...





No comments:

Post a Comment