Mendengar dan didengar, keduanya
harus imbang menurut gue. Gabisa seseorang dalam hidupnya selalu menjadi
pendengar dan gabisa juga selamanya seseorang selalu didengar. Tapi dalam
menjalankan kedua hal itu gue labih prefer ke mendengar dulu, menjadi seorang
pendengar benar-benar bukan hal yang mudah. Bayangkan aja ketika lo sendiri
punya banyak masalah yang gabisa lo selese-in eh orang lain mengutarakan
masalahnya ke elo -_- (menurut ngana aja kita bisa apa). Mungkin kita emang
gabisa apa-apa, gabisa ngasih solusi konkret buat orang tersebut. Tapi toh
kadang orang cerita sama kita ga minta solusi, mereka Cuma butuh didengar aja J
Jadi menurut gue sih banyaknya
masalah yang kita punya harusnya ga jadi alesan buat jadi seorang pendengar
yang baik. Lagi pula dengan banyak mendengar kita bisa lebih memaknai hidup,
dengan banyak mendengar masalah orang lain kita bisa belajar. Belajar memposisikan
diri kita pada posisi mereka, sehingga kita bisa jadi orang yang lebih bijak.
Selain itu denganmenjadi pendengar
yang baik secara ga langsung kita menjadi orang yang dapat dipercaya. Ketika orang
lain sering curhat sama kita berarti mereka percaya sama kita, bukankah senang
rasanya dipercaya J
Tapi ya jadi orang gabisa selamanya
jadi pendengar, sesekali kita pun harus punya tempat untuk berkeluh-kesah. Sebenernya
sih ga dianjurkan ya dalam agama buat berkeluh kesah ._.
Tapi ada kala nya beban yang
ditampung seseorang udah terlalu berat dan harus dibagi dengan orang lain. Ketika
ada saatnya ga ada orang yang cukup mengerti buat mendengarkan kita, 1 hal yang
perlu di ingat “kita masih punya Tuhan Yang Maha Mendengar”. Jangan malu buat
curhat sama Tuhan J
“Kita dikasih 2 telinga dan 1 mulut,
bukankah itu berarti kita harus lebih banyak mendengarkan daripada didengarkan
J”
No comments:
Post a Comment