Thursday, January 9, 2014

Tentang mendengar dan didengar

Mendengar dan didengar, keduanya harus imbang menurut gue. Gabisa seseorang dalam hidupnya selalu menjadi pendengar dan gabisa juga selamanya seseorang selalu didengar. Tapi dalam menjalankan kedua hal itu gue labih prefer ke mendengar dulu, menjadi seorang pendengar benar-benar bukan hal yang mudah. Bayangkan aja ketika lo sendiri punya banyak masalah yang gabisa lo selese-in eh orang lain mengutarakan masalahnya ke elo -_- (menurut ngana aja kita bisa apa). Mungkin kita emang gabisa apa-apa, gabisa ngasih solusi konkret buat orang tersebut. Tapi toh kadang orang cerita sama kita ga minta solusi, mereka Cuma butuh didengar aja J
Jadi menurut gue sih banyaknya masalah yang kita punya harusnya ga jadi alesan buat jadi seorang pendengar yang baik. Lagi pula dengan banyak mendengar kita bisa lebih memaknai hidup, dengan banyak mendengar masalah orang lain kita bisa belajar. Belajar memposisikan diri kita pada posisi mereka, sehingga kita bisa jadi orang yang lebih bijak.
Selain itu denganmenjadi pendengar yang baik secara ga langsung kita menjadi orang yang dapat dipercaya. Ketika orang lain sering curhat sama kita berarti mereka percaya sama kita, bukankah senang rasanya dipercaya J
Tapi ya jadi orang gabisa selamanya jadi pendengar, sesekali kita pun harus punya tempat untuk berkeluh-kesah. Sebenernya sih ga dianjurkan ya dalam agama buat berkeluh kesah ._.
Tapi ada kala nya beban yang ditampung seseorang udah terlalu berat dan harus dibagi dengan orang lain. Ketika ada saatnya ga ada orang yang cukup mengerti buat mendengarkan kita, 1 hal yang perlu di ingat “kita masih punya Tuhan Yang Maha Mendengar”. Jangan malu buat curhat sama Tuhan J

Kita dikasih 2 telinga dan 1 mulut, bukankah itu berarti kita harus lebih banyak mendengarkan daripada didengarkan J

No comments:

Post a Comment